Rabu, 19 Mei 2010

Bagaimana orang berfikir dan berjiwa besar

Direktur yang bertanggung jawab atas penjualan di perusahaan tersebut sangat bergairah. Ia ingin menyampaikan suatu hal penting. Di sampingnya adalah seorang karyawan marketing terkemuka di dalam perusahaan tersebut, orang yang sangat sederhana yang, meskipun begitu, sudah menghasilkan kurang lebih dari Rp.50jt pada tahun yang baru saja berakhir. Pendapatan para karyawan marketing yang lain rata-rata sekitar Rp.10jt setahun.

Sang direktur menantang rapat tersebut. Inilah yang ia katakan. "Saya ingin kalian semua memperhatikan Pak Budi baik-baik, dan tanyakan kepada diri kalian sendiri apa yang Pak Budi miliki dan tidak kalian punyai. Pak Budi mendapatkan lima kali lebih banyak dari rata-rata, tetapi apakah Pak Budi lima kali lebih cerdik dari kalian? Tidak, tidak demikian menurut tes personalia kami. Saya sudah mengeceknya. Hasil tes memperlihatkan bahwa ia hanya berkemampuan rata-rata di perusahaan itu.


"Dan apakah Pak Budi bekerja lima kali lebih keras dibandingkan kalian semua? Tidak, tidak
demikian menurut laporan yang saya terima. Sesungguhnya, ia mempunyai lebih banyak waktu luang dibandingkan sebagian besar dari kalian.

"Apakah Pak Budi mempunyai wilayah yang lebih baik? Kembali jawabannya tidak. Laporannya rata-rata sama. Apakah Pak Budi berpendidikan lebih tinggi? Kesehatannya lebih baik? Tidak. Pak Budi kira-kira sama dengan rata-rata orang pada umumnya – kecuali satu hal.
"Perbedaan di antara Pak Budi dan kalian semua adalah Pak Budi BERPIKIR lima kali lebih BESAR."


Direktur tersebut kemudian melanjutkan memperlihatkan keberhasilan yang ditentukan bukan oleh besarnya otak seseorang, melainkan oleh besarnya cara berpikir seseorang.
Ini adalah gagasan yang membangkitkan minat, dan pikiran ini tertanam dalam benak saya. Semakin banyak orang yang saya ajak berbicara, semakin jelas saya menyelidiki apa sebenarnya yang ada di balik keberhasilan, semakin jelas jawabannya. Riwayat kasus demi riwayat kasus membuktikan bahwa
besarnya rekening bank, besarnya rekening kebahagiaan pribadi seseorang, dan besarnya rekening kepuasan umum seseorang, ditentukan oleh besarnya cara berpikir seseorang. Ada mukjizat dalam berpikir besar.

”Apa kelemahan kita yang terbesar”? Barangkali kelemahan manusia yang terbesar adalah sikap mencela diri sendiri. Hal ini tidak kita sadari sering kita lakukan.

Contoh: Kita melihat sebuah lowongan pekerjaan yang diiklankan di koran. Pekerjaan ini persis seperti apa yang diinginkan. Akan tetapi ia tidak melakukan apapun sehubungan dengan lowongan tersebut, karena ia berpikir, ”Saya tidak cukup ahli untuk melakukan pekerjaan itu, jadi mengapa harus repot-repot”. Atau mungkin pada saat kita mengisi formulir lamaran untuk suatu pekerjaan, salah satu pertanyaan berbunyi, ”Berapa gaji awal yang Anda harapkan?” orang tersebut menuliskan angka yang kecil saja karena ia merasa bahwa ia benar-benar tidak layak mendapatkan jumlah yang lebih besar seperti yang ia inginkan.

Lingkungan kecil ini mengatakan hal-hal lain pula bahwa "apa pun yang akan terjadi terjadilah," bahwa takdir Anda berada di luar kendali Anda, bahwa "nasib" menguasai diri Anda sepenuhnya. Jadi, lupakan mimpi-mimpi itu, lupakan rumah yang indah itu, lupakan pendidikan khusus yang Anda rencanakan untuk anak-anak Anda, lupakan kehidupan yang lebih baik. Mundurlah. Berbar-inglah dan nantikan apa yang datang kepada Anda.


Dan siapa yang belum pernah mendengar pernyataan bahwa "Keberhasilan tidak pernah sepadan dengan harga yang harus Anda bayar untuk itu," Seolah Anda harus mengorbankan segalanya – jiwa Anda, kehidupan keluarga Anda, hati nurani Anda, nilai-nilai yang Anda anut – untuk mencapai puncak. Sebenarnya, keberhasilan tidak menuntut pembayaran sama sekali: setiap langkah maju malah memberikan keuntungan.

Juga tidak benar bahwa terlalu sedikit tempat di puncak, bahwa persaingan untuk pekerjaan yang baik terlalu ketat. Seorang kepala bagian personalia mengatakan kepada saya bahwa ia menerima sekitar lima puluh hingga dua ratus lima puluh kali lebih banyak lamaran untuk pekerjaan tingkat menengah dalam setahun dibandingkan untuk pekerjaan yang menghasilkan gaji yang benar-benar menarik. Selalu ada lowongan yang tak terhingga banyaknya bagi orang yang berani berpikir besar.

"Hidup terlalu singkat untuk berpikir kecil dan berbuat hal yang kecil-kecil."

Diambil dari buku : Berpikir dan Berjiwa Besar

Karangan : David J. Schwrtz

Berisi tentang :

1. Menetapkan tujuan anda setinggi mungkin dan kemudian melebihinya

2. Menemukan rahasia tindakan pikiran

3. Meluncurkan diri menuju keberhasilan dengan kekuatan keyakinan

4. Berdiri tegak menonjol diantara orang lain

Buku bisa di download disini

5 komentar:

  1. Buku bagus yg d ulas secara apik oleh seseorang yang berpemikiran cerdas. Trimakasih sharingnya teman. Trimakasih jg sdh berkunjung k Sharing is Fun plus komen na.

    Keep in touch

    BalasHapus

Tukeran link yukk!!!

Logo aq disini...
Host Gambar Gratis