Hatim Asham rah.a. adalah seorang masyaikh yg terkenal. Beliau adalah murid dari Syaqiq Balkhi rah.a. Di kisahkan pada suatu hari Syaqiq Balkhi bertanya kepada Hatim Asham.
“Ya Hatim, sudah berapa lama engkau bersamaku ?” tanya Syaqiq Balkhi.
Hatim menjawab, “Tiga puluh tahun sudah saya bersama tuan.”
Syaqiq bertanya lagi, “Selama itu perkara apa saja yg telah engkau pelajari dariku ?”
Hatim menjawab, “Saya telah mempelajari delapan perkara dari tuan.”
Syaqiq berkata, “Dalam waktu selama itu kau hanya mempelajari 8 perkara saja ? aku telah membuang waktu denganmu.”
Hatim menjawab lagi, “Memang benar, saya hanya mempelajari 8 perkara dari tuan, saya tidak bohong.”
Lalu Syaqiq berkata, “Baiklah, coba beritahu apa saja 8 perkara yg telah kau pelajari itu.”
Hatim pun menjawab, “8 perkara yg telah aku pelajari dari tuan adalah :
1. Saya melihat semua makhluk ada hubungan cinta dengan sesuatu yang lain (Istri, anak, harta, dll.), tetapi apabila dia masuk kubur dia akan berpisah dengan yang di cintainya itu. Oleh karena itu, saya memilih cinta dengan amal sholeh agar bila saat saya masuk kubur saya bisa tetap bersama hal yang saya cintai.
2. Saya melihat firman Allah dalam Al Qur’an Surah An Naazi’aat : 40-41 (Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.). Saya yakin ayat tersebut benar, jadi saya menahan diri dari hawa nafsu sehingga menjadi tetap dalam ketaatan kepada Allah.
3. Saya melihat apabila sesorang mempunyai sesuatu yang berharga, maka dia simpan dgn hati-hati dan di tempat yg paling aman. Lalu saya melihat firman Allah dalam QS. An Nahl : 96 (Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.), maka, apapun yang saya peroleh dan saya anggap paling berharga, akan saya kirimkan ke jalan Allah supaya bisa berguna selamanya.
4. Saya melihat di dunia ini manusia mencari kemuliaan untuk dirinya sendiri, mencari harta dan pangkat untuk membanggakan diri. Lalu saya lihat firman Allah dalam QS. Al Hujuraat : 13 (Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.) Jadi saya memilih takwa agar mendapatkan kemuliaan di sisi Allah.
5. Saya melihat manusia saling menuduh, saling menyalahkan, saling menghina, dan saling membuka aib orang lain, yg semuanya di sebabkan oleh hasad dan dengki. Saya pun melihat firman Allah dalam QS. Az Zukhruf : 32 (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. ) Jika semua manusia sama derajatnya, maka manusia tidak akan bisa bekerjasama satu sama lain. Sebab itu saya tak merasa hasad, dan tidak berhajat kepada makhluk, sebab rezeki itu Allah yang membagi menurut kehendaknya.
6. Saya melihat di dunia ini banyak orang yg mencari musuh dan masalah dgn orang lain. Lalu saya melihat firman Allah dalam QS. Faathir : 6 (Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuhmu,). Maka saya telah menjadikan syetan sebagai musuh, dan berusaha menjauh darinya. Dan saya berusaha tidak bermusuhan dengan siapapun kecuali syetan.
7. Saya melihat semua makhlik sibuk mencari makan, dan mereka rela menghinakan diri dengan mengambil rezeki yang tidak dibenarkan oleh syariah. Lalu saya melihat firman Allah dalam QS. Huud : 6 (Dan tidak ada suatu makhlukpun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya,) Saya berpikir, bahwa saya pun termasuk dari makhluk yang rezekinya di tanggung oleh Allah, Jadi sayapun selalu menggunakan waktu saya untuk hal hal yang sesuai syariah dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
8. Saya melihat bahwa sebagian makhluk bergantung kepada sesuatu yg juga makhluk. Ada yg bergantung pada harta, kepintaranya, atau pada sesuatu. Lalu saya melihat firman Allah dalam QS. Thalaaq : 3 (Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.) Oleh karena itu saya pun bertawakal dan menyerahkan diri bulat bulat kepada Allah.”
Mendengar jawaban Hatim tersebut, Syaqiq Balkhi berkata, “Wahai Hatim, semoga Allam selalu memberimu taufik. Aku telah merenungkan di dalam ilmu Taurat, Injil, Zabur, dan Al Qur’an dan menjumpai semua amal kebaikan dalam delapan perkara ini. Jadi siapapun yang mengamalkannya, sudah tentu dia mengamalkan atas kesimpulan empat kitab Allah.”
Oleh : Robert Xu Jiantou
From : PITI ( Persatuan Islam Tionghoa Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar