Kalau kita bicara mengenai jasa dan kebaikan mungkin yang terlintas adalah membantu/menolong orang lain atau membuat orang lain bahagia. Semakin kita sering menganggap diri penuh jasa dan penuh kebaikan pada orang lain, apalagi menginginkan orang lain tahu akan jasa dan kebaikan diri kita, lalu berharap agar orang lain menghargai, memuji, dan membalasnya maka semua ini berarti kita sedang membangun penjara untuk diri sendiri dan sedang mempersiapkan diri mengarungi samudera kekecewaan dan sakit hati.
Karena sebenarnya orang yang kita bantu dan kita ungkit-ungkit bentuk bantuan qta kepadanya, kita tidak membuatnya merasa nyaman tapi malah memberikan beban pada mereka. JIka bantuan itu dilandasi dengan rasa ikhlas harusnya kita tak mengharap mereka membalas kebaikan kita karena perbuatan kita sudah dicatat sebagai amal kebaikan, kita akan menerima sendiri balasannya dan mungkin balasan itu bukan dari orang yang kita bantu tapi dari tangan orang lain.
Perlu lebih berhati-hati menjaga lintasan hati dan lebih menahan diri andaikata ada orang yang biasa kita bantu dan menjadi sukses, jadi orang besar. Tak perlu kita mengumumkan kepada siapapun tentang jasa-jasa kita plus kadang dengan bumbu penyedap cerita yang kalau tidak pada tempatnya akan menggelincirkan diri dalam riya dan dosa.
Mari kita bersungguh-sungguh untuk terus berbuat amal kebajikan sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Setelah itu mari kita lupakan seakan kita tidak pernah melakukannya, cukuplah Allah yang Maha Melihat saja yang mengetahuinya. Allah SWT pasti menyaksikannya dengan sempurna dan membalasnya dengan balasan yang sangat tepat baik waktu, bentuk, ataupun momentumnya. Salah satu ciri orang yang ikhlas menurut Imam Ali adalah senang menyembunyikan amalannya bagai menyembunyikan aib-aibnya.
Selamat berbahagia bagi siapapun yang paling gemar beramal dan paling cepat melupakan jasa dan kebaikan dirinya, percayalah hidup ini akan jauh lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah. Insya Allah.
Tak bisa dibantah lagi kalau sekarang banyak para penulis muda yang sukses mengapresiasikan ide-idenya dalam sebuah tulisan. Tentu ini bisa memanjakan para pembaca sekaligus menuntut para pembaca untuk jeli dalam memilih sebuah buku bacaan.
Gagas Media, salah satu penerbit buku yang cukup terkenal di Indonesia telah meluncurkan sebuah novel baru yang berjudul “Rain Affair” novel kedua dari penulis Clara Canceriana, Seorang penulis yang berawal dari kebisaaannya menulis cerpen di Coretan Tangan dan Buah Mimpi.
Setiap kita akan membaca novel tentu kita hanya bisa melihat cover dan sinopsisnya terlebih dahulu. Cover Rain Affair didominasi warna biru dan pink yang memberikan kesejukan tapi manja, dengan payung tergeletak diatas air yang membawa kita berimajinasi tentang cinta dan hujan diperkuat dengan tulisan dibawah judulnya “Ketika Hujan Aku Jatuh CInta”
Novel ini akan memanjakan anda dengan suguhan cinta dan hati penasaran beserta geregeten dengan cinta yang dibangun diatas kebohongan. Tokoh utamanya Noah dan Lea menjalani hubungan atas nama cinta, namun sebenarnya berdiri atas nama kepalsuan. Noah mengukir kebohongan-kebohongan kecil pada setiap sisi hati Lea seolah mengatasnamakan sayang.
Dia menyatakan dan aku percaya. Tapi ketika aku berusaha menemukan kesungguhan di matanya, Dia malah memasang kacamata hitam, untuk menyembunyikan dusta yang dia simpan di sana.
Some people say, "it`s like a guilty pleasure." I know he is lying to me but i keep wanting him. I thought, I`ve already felt in love with him. But the worst part is, I`m lying too.
Dengan kata-kata cinta yang manis dari Noah, lea tak menyadari kehadiran Nathan yang berusaha membuat dirinya tetap “Ada” dimata Lea, sambil menunggu gadis itu mengingat dirinya. Suatu saat mereka pasti akan dihadapkan pada keputusan untuk meninggalkan semua kebohongan dan menentukan pilihan.
Penasaran dengan ceritanya????
Tunggu apalagi???
Yukk langsung ke toko buku untuk membeli novel “Rain Affair” karangan Clara Canceriana, dijamin puas n semangat untuk membacanya.
Pre review ini ditulis untuk meramaikan kontes Pre review yang dilaksanakan oleh Clara Canceriana.
Kebanyakan istri-istri sekarang hanya menjaga penampilan dengan alasan agar suami tidak berpaling kelain hati. Padahal biaya yang dikeluarkan untuk menjaga penampilan itupun tidak sedikit, kalau telat kesalon malah uring-uringan, rambutnya putih sibuk cari semir rambut, mau kondangan sibuk beli baju. Apalagi sekarang banyak wanita yang bekerja dengan dalih “wanita karir” sehingga kadang melupakan kwajibannya sebagai seorang istri, nyampe’ dirumah sudah capek ada sedikit perbedaan dengan suami langsung jadi pertengkaran.
Sebenernya sifat seperti inilah yang membuat suami tidak betah dirumah, bukan berarti suami tidak mau dibantu dalam hal ekonomi tapi setidaknya tetap menjaga keharmonisan keluarga.
Seorang isteri harus bisa membuat pandangan suaminya hanya tertuju kepadanya. Dan itu akan terwujud bila seorang isteri dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap sang suami. Salah satu pelayanan yang baik adalah dengan wajah yang senantiasa tersenyum sehingga mampu memberikan kesejukan kepada suaminya. Insya Alloh dengan wajah selalu tersenyum penuh kesejukan itu suami tidak akan pernah berpaling. Walaupun dalam keadaan capek, kalau qta menampakkan senyuman, insya Allah suami akan mengerti.
Kesejukan wajah berbeda dengan kecantikan. Bagi mereka yang belum menikah, kecantikan bisa jadi hal utama. Namun bagi seorang isteri dari seorang suami, kecantikan bukanlah yang utama. Jauh lebih utama adalah kesejukan wajah saat suaminya memandang.
Rasulullah saw bersabda, “Tiga kunci kebahagiaan laki-laki adalah isteri yang shalehah yaitu jika dipandang membuatmu semakin sayang dan jika kamu pergi ia membuat kamu merasa aman, sebab dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu; kendaraan yang baik; dan rumah yang damai yang penuh kasih sayang.”
Jadi jelaslah, bahwa yang membuat suami semakin sayang bukanlah wajah yang cantik, melainkan apa yang memancar dari wajah itu. Hati suami menjadi hidup jika wajah yang dipandangnya memberikan keramahan, kehangatan, dan menebar kerinduan.
Dengan itu semua, Insya Alloh di hati suami hanya ada satu kalimat yang akan abadi, “Engkaulah wanita (isteriku) yang tercantik di hatiku.”
Mbak yeni adalah seorang pelayan toko tapi dia juga kuliah, dia ingin merubah nasibnya karena dia dilahirkan dari pasangan pedagang sayur keliling yang memiliki dua orang anak, mbak yeni adalah anak pertama. Dari gajinya yang hanya pelayan toko dan kedua orang tuanya yang pedagang sayur tentu tidak bisa mencukupi kebutuhan sekolah adiknya dan biaya kuliahnya, pacarnya yang bekerja dipelabuhan, orang bilang sebagai “manol” turut andil membantu biaya kuliahnya. Meskipun dalam situasi seperti ini tak lupa dia mengamalkan sedikit uangnya untuk tetangganya yang kurang mampu.
Setelah empat tahun kuliah, mbak yeni lulus dengan gelar “sarjana” tapi nasib berkata lain. Sampai setahun lulus kuliah dia juga belum mendapatkan pekerjaan yang diharapkannya. Akhirnya dia memutuskan untuk menikah dengan Dirman pacarnya, setelah setahun menikah dia dikaruniai seorang putri bernama Anaway.
Sebagai manol, tentu pulangnya tidak bisa ditentukan. Waktu pulang kerja malam hari, dia bertemu dengan dua orang yang lagi sibuk benahi motornya yang mogok, melihat dua orang yang kelihatan gelisah tentu Dirman turun dari sepeda ongkelnya dan membantu memperbaiki motor dua pemuda tersebut, tapi dua pemuda itu malah ingin menitipkan motornya ke rumah Dirman yang tidak jauh dari daerah tersebut. Tentu Dirman tak menolaknya.
Keesokan harinya, motor itu diambil dua pemuda tersebut dengan menggunakan mobil. Yang namanya tetangga pasti bertanya-tanya, motor siapa, mobil siapa dan ada apa ini. Selang beberapa jam, ada warga dari RT lain mendatangi rumah Mbak yeni yang mengakui bahwa motor yang tadi malam menginap dirumah mbak yeni adalah motornya dengan menjelaskan ciri-ciri motortersebut dan menunjukkan beberapa bukti termasuk kehilangan motor pada malam kemaren. Dirman sudah berusaha menjelaskan kronologis kejadiannya, tapi pemilik motor tidak mau terima, dia tetap akan melaporkan Dirman kepolisi sebagai tersangka.
Karena ketakutan, akhirnya Dirman mengajak istri dan anaknya unttuk pergi dari desa tersebut dan tinggal disekitar pelabuhan. Tak lama tinggal dipelabuhan,Dirman diajak seorang pengusaha mebel dari sulawesi untuk dijadikan karyawanya dan istrinya sebagai pembantu rumah tangga. Meskipun hidup sederhana, mbak yeni tetap tidak lupa mengirim sedikit uang ke keluarganya dan tetangganya yang biasa dia bantu.
Sedikit demi sedikit Dirman dan mbak yeni mengumpulkan uang agar secepatnya bisa membuat rumah. Satu tahun disulawesi, mbak yeni bisa membeli tanah. Tentunya tanah itu tak dibiarkan kosong, dia menanam kopi, merica, nanas, pepaya, dll sehingga dia mendapatkan hasil dari tanah yang dia beli. Setelah uang terkumpul dan cukup untuk membuat rumah, Dirman berfikir lain. Dia ingin membangun mushola karena dikawasan dia tinggal tidak ada musholah.
Tanpa terkendali mushola itu dibangun dengan megah dan dia lupa akan niatnya untuk membangun rumah. Setelah mushola itu dibangun sampai selesei. Subhanallah rejeki yang diberikan Allah sungguh nyata, Dirman dipercaya mengurus usaha mebel karena pemiliknya akan pindah kemalaysia untuk tinggal bersama anaknya. Pengusaha itu minta laporan setiap bulannya dan minta 60% dari laba perbulan. Awalnya Dirman ragu, tapi mbak Yeni mendukungnya karena dia mengerti masalah pembukuan dan strategi pemasaran sedangkan Dirman mengerti mengenai seluk beluk mebel. Setelah genap lima tahun Dirman menjalankan usaha mebel tersebut, usahanya berkembang pesat bahkan dia memiliki lima cabang usaha mebel termasuk di jawa timur dekat dengan rumahnya. Bukan hanya itu mbak yeni yang dulunya memiliki tanah yang tidak begitu luas untuk kebunnya, sekarang dia bisa membeli 7 hektar tanah di sulawesi dan 2 hektar tanah di kediri untuk usaha perkebunannya. Sekarang dia memiliki tidak hanya satu rumah seperti keinginannya bahkan dia memiliki beberapa rumah dekat cabang usahanya.
Kini mbak Yeni bukan hanya bisa merubah nasibnya, tapi juga bisa membahagiakan orang-orang disekitarnya.
“Jika Allah berkata kun fayakun semua akan terjadi, tidak ada hal yang tak mungkin didunia ini. “
Ada orang yang sudah diberkati dengan pekerjaan sebagai sarana penyejahteraan keluarganya, tetapi bekerja dengan setengah hati, kerja giat kalau ada bosnya atau mungkin karena belum dibayar sesuai dengan yang dianggapnya pantas. Sedangkan pada saat yang sama, hari ini juga … Ada saudara kita yang lain, yang mencari kerja, dan sudah lama melamar ke sana ke mari; bersedia melakukan apa pun dengan serajin-rajinnya, bersedia untuk dibayar berapapun, ... tetapi tidak ada yang bersedia memberinya pekerjaan. Sehingga, seseorang yang sudah memiliki pekerjaan, tetapi tidak bekerja sepenuh hati – adalah orang yang tidak bersyukur bahkan mungkin kejam. Tidak bersyukur, karena dia menyepelekan awal baik yang diberikan oleh Tuhan sebagai tangga menuju kesejahteraan yang besar, jika dia bersedia bekerja keras dalam kejujuran. Dan kejam, karena ada banyak sekali jiwa-jiwa jujur dan rajin yang sangat membutuhkan pekerjaan, tetapi yang tidak tersedia tempat baginya, karena telah diduduki oleh orang yang bekerja setengah hati itu. Untuk itu kita mesti menyatukan kebaikan hati kita untuk mensyukuri pekerjaan baik yang sudah diberkatkan kepada kita, untuk bekerja keras dalam kejujuran, dan menyisihkan tenaga dan kemampuan untuk membantu orang-orang yang belum bahkan tidak bias merasakan kenikmatan seperti yang qta miliki. Jika untuk kebaikan, jangan menunggu pemimpin. Kitalah pemimpin kehidupan kita yang sesungguhnya. Qta tidak boleh berlama-lama hidup dalam keluhan dan kegusaran untuk saling menyalahkan. Kita adalah saudara dan sahabat dalam kebenaran dan kesabaran. Sedah selayaknya qta melakukan apa yang menjadi tanggungjawab qta. Marilah kita mendahulukan yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki kehidupan, sedikit demi sedikit qta pasti merasakan kenikmatan dan kesejahteraannya.