Masihkah tersisah air mata kita, untuk menangisi krisis global yang telah berkepanjangan itu ? Kericuhan disegmen social, hingga kini kiranya tak kunjung selesai. Angka kriminalitas bahkan telah mengalami lonjakan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Krisis ekonomi juga melahirkan pengangguran dimana-mana. Kelaparan sudah bagai epidemic yang merambat ke berbagai daerah hingga kampung-kampung pinggiran desa.
Pada ranah politik, kita juga tak makin dewasa untuk bisa berunding dalam satu meja secara damai. Saling fitnah, saling tuding dan saling maki telah menghiasi media masa setiap hari. Dunia peradilan juga tak makin dekat dengan harapan keadilan. Tak sedikit kasus-kasus ketidak adilan yang cuma berhenti sebagai kasus semata. Tindak asusila juga telah merebah dimana-mana. Pelecehan kaum perempuan, hingga kinipun masih belum sanggup dipamungkasi secara arif pula.
Krisis multi-dimensi yang berderet-deret itu, sesungguhnya bermula dari krisis keteladanan. Mencari pemimpin yang memiliki keteladanan, begitu sulit bagai mencari jarum ditumpukan jerami. Kibaran-kibaran bendera para calon pemimpin di pinggiran jalan-jalan, tak memberikan harapan kepada kita sebuah masa depan yang lebih cemerlang. Berjajar-jajar baliho sepanjang jalan dan jutaan stiker gambar sang calon pemimpin, juga tak menjamin bahwa kita tak sedang membeli kucing dalam karung.
Padahal yang sungguh-sungguh kita butuhkan saat ini adalah figur pemimpin yang benar-benar memiliki visi dan misi yang pasti buat hari esok bangsa yang lebih gemilang. Seba tanpa adanya pemimpin yang visioner, berkompeten dan memiliki integritas yang tinggi, maka perahu bangsa ini akan menjadi makin tak terkendali.
Maka tak ada waktu lagi; kini harus tampil seorang leader yang secara ideal sanggup memanage dan berani menawarkan keteladanan. Dirinya harus mampu pula untuk merangkumkan dri berbagai elemen masyarakat, yang memang berbeda-beda dari sisi keyakinan, tradisi cultural, etnisitas, ideology, tingkat pemikiran, cita rasa dan kecenderungan, serta sederet perbedaan-perbedaan lainnya.
Lantas bagimanakah
Itulah figure pemimpin yang tak bisa tidur nyenyak, ketika melihat orang-orang yang dipimpinnya sama-sama mengencangkan ikat pinggang karena kurang pangan. Dirinya tak akan berfoya-foya, karena rakyatnya masih banyak yang bergizi buruk, kurang sandang dan kurang papan. Pemimpin seperti inilah, yang merasakan keprihatinan dan jeritan nurani masayarakatnya. Maka dari rel panjang perjalanan demokrasi bangsa ini,
Pemilihan Bupati Sidoarjo kurang sebentar lagi, sudah banyak poster-poster yang terpasang di pinggir jalan termasuk didepan rumahku. Kalau tidak salah pemilihan Bupati Sidoarjo akan dilaksanakan tanggal 25 Juli 2010. Kudambakan figure pemimpin kota Sidoarjo yang sanggup mengusap air mata rakyatnya.
-== TURUT MENSUKSESKAN PILKADA SIDOARJO==-
Gambar dari sini